Metrobarelangbatam.com, Batam – Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) merupakan kegiatan yang dilakukan secara rutin dalam rangka meningkatkan literasi dan inklusi industri jasa keuangan khususnya Pasar Modal. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangkaian peringatan 45 Tahun diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia yang mengangkat tema “Menuju Ekonomi tangguh, stabil, dan berkelanjutan, Senin (07/11).
“Dalam rangkaian kegiatan SEPMT di Kepulauan Riau ini terdapat berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mengenalkan Pasar Modal kepada masyarakat sehingga diharapkan dapat meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Kepulauan Riau diantaranya Media Gathering bersama Wartawan, kegiatan CSR berupa penyerahan 1 unit Truk Sampah kepada Pemerintah Kota Batam, 1 unit perahu penyeberangan untuk sekolah beserta fasilitas penunjang belajar mengajar dengan total bantuan sebesar Rp735.000.000,-, Pertemuan dengan calon Emiten potensial di Kepulauan Riau, Sosialisasi Pasar Modal sebagai Alternatif Sumber Pendanaan Perusahaan, dan terakhir Sosialisasi Cerdas Berinvestasi di Pasar Modal kepada komunitas lokal,”kata Ona Retnesti Swaminingrum, Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 2B, Senin (07/11).
OJK secara proaktif dan kolaboratif terus berupaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah gejolak ekonomi global. OJK bersama pemerintah juga sangat optimis dengan kondisi perekenomian di Indonesia ke depan yang akan terus tumbuh secara positif, meskipun indikator pertumbuhan ekonomi dari beberapa negara tetangga justru menunjukkan hal yang sebaliknya.
“Ada 4 alasan yang menjadi dasar bagi pemerintah cukup optimis dengan kondisi ekonomi Indonesia ke depan, dimana hal ini juga telah disampaikan Presiden Jokowi dalam Pidato kenegaraan dalam rangka HUT ke-77 Republik Indonesia diantaranya pertama karena Indonesia menjadi salah satu dari 5 negara yang berhasil mengendalikan covid-19, kedua, APBN Surplus sebesar Rp106 Triliun, ketiga, inflasi di tanah air terkendali sebesar 4,9% dibandingkan rata-rata inflasi ASEAN sebesar -7% dan inflasi negara-negara maju sebesar –9%, dan terakhir pertumbuhan ekonomi bergerak positif. Bahkan, ekonomi RI pada Kuartal III 2022 ini tumbuh 5,72% berdasarkan pengumuman Kepala BPS siang ini,”ucap Ona Retnesti Swaminingrum.
Berbicara mengenai stabilitas kinerja pasar modal Indonesia, sepanjang tahun 2022, kinerja Pasar Modal Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan yang positif dan cukup menggembirakan. Bahkan di kuartal III tahun 2022, pertumbuhan IHSG maupun nilai kapitalisasi pasar telah menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah yakni IHSG di level 7.318,016 pada tanggal 13 September 2022 dan nilai kapitalisasi pasar menyentuh Rp9.560 triliun di tanggal 15 September 2022 sebagai gambaran, per tanggal 3 November 2022, IHSG sudah kembali menguat dan berada pada posisi 7.034.57 poin atau naik sebesar 6,88% (ytd). Sementara itu, nilai market capitalization juga telah meningkat menjadi Rp9.399 triliun atau naik sebesar 13,12% (ytd).
“Sepanjang tahun 2022, OJK telah mengeluarkan surat Pernyataan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum untuk 191 emisi yang terdiri dari 52 Penawaran Umum Perdana Saham, 24 Penawaran Umum Terbatas, 18 Penawaran Umum Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk, 97 Penawaran Umum Berkelanjutan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk di tahap I dan tahap II, dengan total keseluruhan nilai hasil Penawaran Umum sebesar Rp228,52 triliun. Dari 191 kegiatan emisi tersebut, 58 diantaranya adalah emiten baru (50 Emiten Saham dan 8 Emiten Obligasi/Sukuk),”ujar Ona Retnesti Swaminingrum.
Dari sisi demand, juga terjadi pertumbuhan yang sangat signifikan. Sampai dengan 3 November 2022, jumlah SID tercatat sebanyak 10,00 juta atau meningkat sebesar 33,53%% dari akhir Desember 2021 lalu yang hanya tercatat sebanyak 7,49 juta SID.
“Meskipun beberapa indikator Pasar Modal menunjukkan peningkatan kinerja secara umum, namun kinerja Reksa Dana masih mengalami sedikit penurunan. Sampai dengan 2 Nov 2022, total NAB Reksa Dana menurun sebesar 10,34% dari Rp578,44 triliun per 30 Desember 2021 menjadi Rp518,64 triliun. Sementara itu, total Asset Under Management juga mengalami penurunan sebesar 2,60% dari sebelumnya sebesar Rp850,73 triliun menjadi Rp828,62triliun,”terangnya.
Selanjutnya, terkait dengan perkembangan Pasar Modal syariah, pada tanggal 3 November 2022, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ditutup pada 206.81 poin naik sebesar 9.41% dibandingkan indeks ISSI pada 30 Desember 2021 sebesar 189.02 poin.
“Beralih ke Sukuk Korporasi, selama kurun waktu Januari sampai dengan 28 Oktober 2022, terdapat penerbitan untuk 215 seri Sukuk Korporasi dengan total nilai sebesar Rp40.36 triliun. Dibandingkan dengan data akhir tahun 2021 yang hanya menerbitkan Sukuk sebanyak 189 dengan total nilai emisi sebesar Rp34.77 triliun,”katanya.
“Namun demikian, jumlah Reksa Dana syariah mengalami penurunan, dari sebelumnya 289 menjadi 271 RD per 28 Oktober 2022.
Sebagai bentuk komitmen OJK dalam mewujudkan pasar modal yang teratur, wajar efisien serta melindungi kepentingan investor dan masyarakat, OJK telah menetapkan 5 pilar arah pengembangan pasar modal ke depan yaitu, yang meliputi:
- Akselerasi pendalaman pasar melalui keberadaan variasi produk dan layanan jasa sektor keuangan yang efisien;
- Akselerasi program yang berkaitan dengan keuangan berkelanjutan;
Penguatan peran pelaku industri dalam pengembangan sektor keuangan yang sejalan dengan best practice dan market conduct; - Peningkatan serangkaian upaya dalam rangka perlindungan konsumen; dan Memperkuat layanan keuangan digital untuk penguatan kredibilitas sektor keuangan dan peningkatan kepercayaan masyarakat,”tuturnya.
“Dalam rangkaian kegiatan SEPMT ini, OJK bersama SRO terus mendorong perusahaan potensial di wilayah Kepulauan Utara untuk dapat memanfaatkan pasar modal sebagai salah satu alternatif sumber pendanaan perusahaan melalui IPO (go public).
Go public memiliki banyak sekali manfaat bukan hanya semata-mata mengenai sumber dana namun untuk keberlangsungan usaha. Bursa Efek Indonesia terbuka untuk seluruh jenis, ukuran, sektor usaha untuk memanfaatkan pasar modal sebagai rumah pertumbuhan,”tambah Jeffrey Hendrik, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia.
Untuk mempermudah para pelaku usaha untuk go public, BEI menyediakan IDX Incubator yang akan mendampingi perusahaan mulai dari tahap persiapan hingga perusahaan tersebut dapat melantai di Bursa Efek.
“Investor pasar modal tidak perlu merasa khawatir untuk berinvestasi di Pasar Modal. Pahami, punyai instrumen investasinya dan pantau kondisi serta informasinya. BEI menyediakan berbagai upaya perlindungan Investor, diantaranya dengan memberikan notasi diletakkan di belakang ticker code perusahaan yang mencerminkan kondisi perusahaan. Selalu know behind the dot,”jelas Jeffrey Hendrik.
Salah satu nilai tambah keberadaan OJK adalah menjamin kegiatan di sektor keuangan selalu dilandasi dengan semangat untuk memberikan perhatian kepada Edukasi dan Perlindungan Konsumen. OJK selaku regulator sektor jasa keuangan terintegrasi terus melakukan upaya untuk senantiasa menjadi perlindungan konsumen sebagai isu strategis. Salah satunya dengan pemberdayaan konsumen dan masyarakat (consumer empowerment) serta menjaga keseimbangan antara tumbuh kembangnya sektor jasa keuangan dengan perlindungan konsumen dan masyarakat.
“Program Edukasi keuangan yang secara masif terus dilakukan oleh OJK antara lain simolek edutaiment, desaku cakap keuangan, literasi melalui organisasi perempuan, sobat sikapi, dan mahasiswa/pramuka sebagai agen literasi keuangan. Selain itu secara online, juga dilakukan sosialisasi untuk menggunakan learning management system,”ungkap Jeffrey Hendrik.
“Dengan adanya program SEPMT ini, OJK berharap dapat mendorong peningkatan literasi dan inklusi di Pasar Modal Indonesia khususnya di Kepulauan Riau sehingga masyarakat akan merasa aman dan nyaman dalam berinvestasi di Pasar Modal Indonesia,”tutur Jeffrey Hendrik.
(Red/Humas OJK Kepri)